JAGOSATU.COM – Docking spesial KMP Tude yang dilakukan perusahaan umum daerah (Perumda) Bangun Bitung, diduga ada kejanggalan. Dari informasi yang berhasil dihimpun, Perumda Bangun Bitung, menggunakan dana sekitar Rp1 miliar lebih, yang merupakan penyertaan modal dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bitung, untuk docking spesial KMP Tude, di Dock Kelapa Dua Lembeh pada tahun 2021.
Hanya saja, selain tanpa melalui proses tender tetapi melalui penunjukan langsung, saat docking spesial tersebut pihak Perumda Bangun Bitung memakai dua perusahaan. "Ini yang janggal, karena selain tidak ditender, mekanisme penunjukan langsung melalui dua perusahaan, tidak langsung ke Dock Kelapa Dua," ujar sumber resmi yang meminta namanya tidak disebutkan, Rabu (29/3).
Dua perusahaan tersebut lanjut sumber, adalah CV Crisanvie dan CV Muda Berkarya. "CV Crisanvie menangani pekerjaan bodi kapal, sedangkan CV Muda Berkarya memperbaiki mesin kapal. Anehnya, pekerjaannya dilakukan di Dock Kelapa Dua. Padahal di DOCK Kelapa Dua, bisa mengerjakan semua perbaikan kapal. Baik itu bodi maupun mesin," tambah sumber heran.
Kuat dugaan, penggunaan dua perusahaan perantara tersebut, ada aktor intelektualnya sehingga disimpulkan sumber, merupakan permainan tingkat tinggi untuk kepentingan tertentu. "Ini kan aneh. Sepanjang sejarah perbaikan KMP Tude, tidak memakai perusahaan perantara melainkan langsung ke pihak docking, seperti beberapa waktu lalu, KMP Tude masuk dock PT IKI," tambah sumber.
Sementara itu, pemeriksaan dugaan skandal docking spesial KMP Tude, terus dikebut unit Tindak Pidana Korupsi (Tipidkor) Polres Bitung. Dari informasi yang didapat, yang diperiksa unit Tipidkor sejak siang hingga sore, adalah dari pihak Dock Kelapa Dua, CV Crisanvie, CV Muda Berkarya dan salah satu pegawai Perumda Bangun Bitung.
Dari pantauan Manado Post di Mapolres Bitung, pemeriksaan tersebut selesai sekira pukul 15.00 Wita. Salah satu pihak berisial IT yang dipanggil kapasitasnya sebagai mekanik CV Muda Berkarya, saat diwawancarai sejumlah wartawan usai pemeriksaan menjelaskan, pihaknya hanya menjelaskan apa yang ia tahu kepada penyidik.
"Sebenarnya saya dari CV Karya Pratama tetapi dipanggil atas nama CV Muda Berkarya dalam pemeriksaan ini. Saya dipanggil oleh Direktur Teknik Perumda Bangun Bitung untuk mengerjakan mesin kapal saat itu. Saya tidak tahu kenapa demikian, intinya saya hanya seorang mekanik yang mengerjakan mesin kapal," sebutnya, didampingi satu temannya.